kita
pasti membeci kata resah, galau, khawatir , cemas, dan gelisah. Kita juga
selalu tidak ingin terjebak di dalam perasaan yang mewakili salah satu kata
tersebut.
Semua
kata yang bersinonim dengan resah menjadi musuh yang harus dihindari. Kalaupun
terlanjur mampir di salah satu episode hidup kita, pasti selalu ada cara untuk
menyembunyikannya. Kemudian, melewati hari seperti tak pernah ada masalah apa
pun. Menjalani rutinitas dengan tersenyum dan riang meski kondisi hati sedang
gelisah, itu mungkin bisa menjadi salah satu pilihan.
Sepakat
dengan mereka yang selalu mengatakan bahwa hidup itu singkat, kita tidak tahu
berapa lama waktu yang kita miliki karenanya harus digunakan dengan
sebaik-baiknya. Waktu akan terus berjalan, dia tidak akan pernah menunggu,
berlalu meninggalkan kita yang tidak bisa menyesuaikan dengan ritmenya.
Karena
itu kita tak mau waktu yang kita punya terampas dengan perasaan-perasaan
gundah. Beruntungnya selalu ada skenario untuk menyimpan rapi keresahan yang
mampir dalam hidup kita, selain tentu saja memohon petunjuk kepada Allah swt,
berdoa.
Hunting foto, itulah
skenario favorit bagi kebanyakan orang. Tentu saja banyak diantara kita senang
memotret. Bebas menentukan sudut pandang mana yang diinginkan tanpa harus repot
berdebat dengan orang lain adalah salah satu hal yang paling menyenangkan saat
memotret. Semua kendali ada di kita, tak perlu merasa tidak enak kalau tidak
menuruti kata orang lain. Peran menjadi sutradara inilah yang akan kita nikmati
saat memotret. Bagi kita yang punya hobi fotografi, memotet sama halnya dengan
bercerita kemudian menuliskannya dalam buku harian karena terkadang rangkaian
kata kurang mampu mengutarakan dengan tepat pesan yang ingin di sampaikan. Sedangkan
foto mampu merekam setiap ekspresi dan momen yang terjadi, dan bisa
menyampaikan pesan yang tertangkap.
Lanskap
dan aktivitas manusia merupakan objek yang menarik. Bagian yang paling
menyenangkan dalam memotret lanskap adalah saat-saat menikmati aroma alam
terbuka yang damai dan indah. Hening yang disediakan alam memberi jeda sejenak
dalam hidup untuk lepas dari kepenatan yang muncul akibat rutinitas. Membingkai
alam dengan kamera menjadi obat mujarab
untuk menyegarkan kembali pikiran. Memotret juga mengundang decak kagum dan
rasa syukur atas pesonanya yang tak bisa di tampik. Alam memang selalu punya
daya tarik tersendiri.
Sedangkan
merekam setiap gerak manusia dalam foto menyadarkan kita bahwa ada keringat dan
kerja keras dalam menjalani kehidupan. Dan juga ada saat kita pasrah dan
tabah menerima hasil dari kerja keras
itu. Memotret rangkaian aktivitas manusia mengingatkan kita untuk terus
bergerak memanfaatkan waktu yang tersisa. Boleh berhenti untuk menentukan arah,
tapi jangan terlena karena waktu akan meninggalkan kita. Tanpa kompromi dan
juga tanpa permisi.
Memotret
panorama dan aktivitas manusia akan membuat kita belajar “melihat” realitas
hidup bahwa ada banyak sisi kehidupan yang membuat kita tetap menjadi bagian
masyarakat dunia.